Teknik Industri UMS Tuan Rumah “Sosialisasi Kurikulum dan Rapat Kerja BKSTI Korwil Jawa Tengah”

Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta berkesempatan menjadi tuan rumah dalam acara “Sosialisasi Kurikulum dan Rapat Kerja BKSTI Korwil Jawa Tengah”, pada tanggal 9 Mei 2015 lalu di Ruang Seminar Gedung G, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kampus 2 UMS. Acara yang terlaksana dengan 2 agenda utama yaitu Sosialisasi Kurikulum BKSTI Korwil Jawa Tengah dan Rapat Kerja BKSTI Korwil Jawa Tengah diisi langsung oleh Ketua BKSTI Pusat Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc. Dengan penataan ruang seminar yang diatur melingkar difungsikan untuk memudahkan mobilitas para hadiri, sebab yang menghadiri acara tersebut merupakan perwakilan dari berbagai Universitas yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Teknik Industri Koordinator Wilayah Jawa Tengah. Tercatat yang dapat hadir dalam acara tersebut adalah 23 perwakilan dari berbagai universitas, di antaranya: 1. UNS Surakarta 2. Univet Sukoharjo 3. Usahid Surakarta 4. Unisnu Jepara 5. UPS Tegal 6. Udinus Semarang 7. Unisbank Semarang 8. Unissula Semarang 9. Undip Semarang 10. UM Magelang 11. USB Surakarta. Agenda acara yang pertama adalah Sosialisasi Kurikulum BKSTI Korwil Jawa Tengah dimulai dari pukul 08.30 WIB – 11.30 WIB dengan pokok pembahasan kurikulum inti studi Teknik Industri, peraturan tentang KKNI (Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia), penyusunan kurikulum berbasis KKNI, penyusunan rumusan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan), perumusan profil lulusan, elaborasi bahan ajar & pemaketan matakuliah, penyusunan matakuliah inti, dan praktikum terintegrasi. Semua materi workshop dapat di download pada link berikut: MATERI WORKSHOP KURIKULUM BKSTI Pembahasan yang paling menarik perhatian hadirin adalah CPL atau Capaian Pembelajaran Lulusan, dimana BKSTI sudah menetapkan 14 standar CPL yang harus menjadi konsen oleh setiap penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri. Muncul pertanyaan dari salahsatu perwakilan Universitas Muhammadiyah Magelang, “Apabila 14 CPL tidak tercapai seluruhnya, apakah kompetensi harus diperbaiki kembali?”. Jawaban pertanyaan tersebut disampaikan oleh Ketua BKSTI Pusat, “Pihak jurusan juga harus yakin bahwa kompetensi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja bukan sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki sebagai mahasiswa. Apabila ingin ada yang khas, setelah 5 tahun diadakanlah evaluasi untuk memastikan kompetensi yang khas memang berguna atau tidak di tempat kerja”. Sekedar info, CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) adalah pencerminan dari deskripsi sikap (a sampai dengan j) yang bisa tertanam dalam berbagai kemampuan umum dan khusus Teknik Industri terhadap lulusannya. Tidak kalah menarik, adalah pembahasan terakhir dalam agenda acara workshop yaitu Praktikum Terintegrasi. Praktikum terintegrasi perlu diterapkan karena berbagai latar belakang siklus loop berikut: 1. Pembelajaran praktik perancangan harus bertahap 2. Setiap tahapan ada input dan outputrancangan 3. Setiap output dari satu tahapan akan menjadi input tahapan rancangan berikutnya, dan 4. Pada setiap tahapan dibangun keterampilan dan sikap serta penguatan pengetahuan sebagai hasil pembelajaran (learning outcomes). Salahsatu poin dalam praktikum terintegrasi yang direkomendasikan oleh BKSTI adalah Mahasiswa Teknik Industri mampu merancang sistem terintegrasi seperti halnya perancangan stasiun kerja (manusia-mesin), dimana rekomendasi ini sudah diterapkan di jurusan Teknik Industri UMS pada praktikum terintegrasi tahun ini, yaitu praktikan diharuskan merancang alat bantu maupun stasiun kerja dari studi kasus yang ada di sekitar kampus UMS. Kiat ini disambut baik dan didukung penuh oleh Ketua BKSTI Pusat Dr. Ir. TMA. Ari Samadhi, M.Sc yang menyatakan kesalutan terhadap komitmen Jurusan Teknik Industri UMS. Agenda yang kedua adalah Rapat Kerja BKSTI Korwil Jawa Tengah, dimulai pukul 13.30 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Pokok pembahasan pada rapat kerja ini adalah insinyur profesi, koordinasi mengenai BKTI (Badan Kejuruan Teknik Industri) dan BKSTI (Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri) dalam insinyur profesi, dan pemaparan tentang agenda terdekat BKSTI meliputi workshop kurikulum di Undip bersamaan dengan workshop assesment, penjelasan lebih lanjut praktikum terintegrasi di UPS Jepara, dan pengayaan materi atau penjabaran materi secara lebih lanjut (diperkaya penjabarannya). Acara berlangsung dengan tertib dan lancar, keseluruhan agenda terlaksana dengan baik. Semoga hasil workshop dan rapat kerja tersebut dapat diterima dan dijalankan oleh masing-masing universitas penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri.